Manajemen Pendidikan UNY Menjuarai Lomba Debat Intelektual Pendidikan di UM

“Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil” kira-kira kalimat itulah yang digunakan pegangan oleh tim mahasiswa Manajemen pendidikan (MP) FIP UNY yang mengikuti lomba Debat Intelektual Pendidikan. Mahasiswa yang tergabung dalam satu tim debat, Muhamad Nur Chozin (MP 2015), Nur Maladewi (MP 2013), dan Diah Ayu Kusuma Wardani (MP 2015) berhasil meraih juara 1 di event Lomba Debat Intelektual Pendidikan dengan Tema Revolusi Mental Pendidikan Indonesia di Universitas Negeri Malang pada tahun 2016 ini. Tim tersebut mewakili Program Studi Manajemen Pendidikan UNY dalam ajang yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan  Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang. Kompetisi yang dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 ini diikuti oleh beberapa universitas yang terdapat jurusan Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, ataupun Manajemen Pendidikan Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Beberapa universitas tersebut di antaranya meliputi Universitas Negeri Malang, UNNESA, UIN Jakarta, dan UIN Sunan Aampel Surabaya. Setiap universitas mendapat undangan untuk mengikuti lomba debat yang mengusung perubahan pendidikan di Indonesia.

Dalam kompetisi debat ini, terdapat 3 tahapan meliputi tahap penyisihan, semi final, dan tahap terakhir ialah tahap final. Ketiga tahap ini mengusung 8 mosi atau topik bahasan yang berkaitan dengan permasalahan di dunia pendidikan Indonesia yang kemudian diperdebatkan oleh 2 tim yang terdiri dari tim pro dan tim kontra. Setiap tim terdiri dari 3 pembicara dengan waktu selama 4 menit untuk setiap pembicara. Berlandaskan pada pedoman debat, setiap tim berusaha untuk mempertahankan argumennya melalui penyajian fakta dan data yang ada. Tidak hanya materi saja yang dinilai, namun cara penyajian meliputi gaya bahasa, tingkah laku juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.

Dalam perjalanannya, tim yang diketuai oleh Muhamad Nur Chozin ini mengalami beragam kendala, mulai dari manajemen waktu persiapan lomba, pencarian referensi pustaka, dan beberapa pengurusan administrasi lomba. Namun bagi mereka, kendala tersebut merupakan tantangan yang harus di lewati dan alhasil dengan usaha yang keras tim tersebut berhasil mendapatkan penghargaan yang seimbang dengan kerja kerasnya. “Saya masih tidak percaya dengan kemenangan kami, mengingat kami masih awam di dunia debat khususnya dengan tema khusus seperti ini.”, tutur Diah Ayu atau yang akrab di panggil KW di tengah-tengah kesibukannya. Menurutnya, lomba debat ini merupakan lomba yang cukup berat bila dilihat dari lawannya yang mayoritas mahasiswa angkatan atas dan berasal dari universitas-universitas ternama. “H-1 lomba, kami masih ragu buat ikut lomba ini, tapi kami tetap optimis saja, dan berusaha semaksimal mungkin.” Tambah Mala, anggota tim lain. Baginya, hal terpenting adalah kerja keras dan niatan yang baik sejak awal perjuangan.

Kompetisi debat ini bukanlah akhir dari perjuangan mereka, melainkan titik awal perjuangan mereka yang masih panjang. Hal ini dibuktikan dengan upaya mereka yang masih senantiasa belajar guna mempersiapkan lomba-lomba debat pendidikan lainnya. Chozin dan tim berharap bahwa rekan-rekan  UNY dan Mahasiswa Indonesia dapat memberikan sumbangsih besar bagi negaranya, melalui pengungkapan gagasan kritisnya. Ia pun tak lupa mengucapkan terima kasih yang  sebesar-besarnya untuk pihak Manajemen Pendidikan UNY khususnya, dan Universitas Negeri Yogyakarta pada umumnya, serta segenap pihak yang telah mendukung tim ini hingga dapat berkompetisi dan meraih prestasi. (Cho&hm)