Yogyakarta, Juli 2024 - Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta kembali menjadi ruang kolaborasi akademik ketika tim dosen dari Departemen Administrasi Pendidikan FIPP UNY yang diketuai oleh Dr. Slamet Lestari, S.Pd., M.Pd. yang beranggotakan Dr. Deny Setiawan Wayoi, S.E., M.Pd., Dr. Drs. Udik Budi Wibowo, M.Pd., Dr. Meilina Bustari, M.Pd., Dr. Drs. Sukirjo, M.Pd., Dr. Dra. Maria Dominika Niron, M.Pd., dan turut melibatkan beberapa mahasiswa diantaranya Refiana Dwi Retno Wulandari, Moch Iqbal Januarinsyah, Rio Wahyu Nugroho, Rif'at Irfani, dan Perdaning Widyanti. Dalam ruang kolaborasi tersebut dilakukan program Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar pada Selasa, 2 Juli 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 25 pengelola perpustakaan SD, mulai dari guru hingga tenaga kependidikan, yang selama ini diberi tanggung jawab tambahan dalam mengelola perpustakaan sekolah. Pelatihan dilakukan secara tatap muka, dilengkapi praktik langsung, dan dilanjutkan dengan pendampingan dua minggu di sekolah masing-masing.

Berdasarkan hasil analisis situasi, sebagian besar perpustakaan SD di Mantrijeron masih menghadapi persoalan teknis fundamental mulai dari inventarisasi yang belum rapi, koleksi yang belum diklasifikasi, hingga minimnya kreativitas desain ruang perpustakaan yang menyebabkan rendahnya minat kunjung siswa. Melalui pelatihan ini, para peserta mendapatkan materi komprehensif seperti pembinaan minat baca, teknik inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, penyelesaian koleksi, hingga pengenalan sistem automasi perpustakaan menggunakan aplikasi SLiMS.

Antusiasme peserta terlihat dari kehadiran 100%, diskusi interaktif selama pelatihan, dan peningkatan pengetahuan yang terukur melalui evaluasi. Data menunjukkan bahwa 60% peserta menilai materi sangat sesuai dengan kebutuhan sekolah, sementara 68% menyatakan pelatihan sangat bermanfaat. Kunjungan tim pengabdi ke sekolah peserta memperlihatkan adanya perubahan nyata, mulai dari rak koleksi yang lebih tertata hingga munculnya program sederhana untuk meningkatkan minat baca siswa.

Tim pengabdi merekomendasikan adanya pelatihan lanjutan agar kompetensi pengelola perpustakaan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan sekolah dan perkembangan teknologi. Selain itu, kegiatan ini membuka peluang bagi UNY untuk memperkuat kerja sama berkelanjutan dengan pemerintah daerah dan sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta, khususnya dalam mewujudkan perpustakaan sekolah yang benar-benar menjadi “jantung pembelajaran”. Dengan kolaborasi yang tepat, perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga ruang tumbuhnya budaya literasi baru di sekolah dasar.